Jumat, 03 Januari 2014

Senja di Stasiun Tugu

Stasiun Tugu, 3 Juli 2011
Aku masih ingat, 3 Juli 2011. Dua tahun lebih berlalu, tapi aku tak tahu mengapa masih selalu ingat. Sebenarnya aku tak berusaha untuk selalu mengingat, bahkan aku sudah hampir lupa. Aku tak pernah tahu kabarmu dan tak mau tahu, setelah janji itu tiba-tiba hilang, setelah komitmen itu tak pernah lagi kau ingat, setelah kau tak ingat lagi tentang pertemuan pertama kita, setelah hari itu, setelah 14 September 2011. Hanya untuk seorang perempuan yang kau sebut "mantan", tentu dia lebih dulu mengenalmu dibanding aku, tentu dia lebih dulu menyayangimu daripada aku. Entahlah, ingatan itu sekarang berlalu lalang di setiap penjuru otakku.

Aku tak tahu lagi kabarmu setelah itu, setelah dering panggilan terakhir dari nomormu berakhir, kau tahu? semua terasa sesak, menyeruak, lalu ingatan-ingatan tentangmu kembali muncul, saat kau ketakutan di rumah hantu, saat kau kepedasan makan nasi goreng, saat kita buka puasa bersama, saat kita pulang sekolah, saat kita berteduh di bawah pohon di depan sekolahku, saat merayakan hari ulang tahunku, saat aku menangis di pelukanmu, dan saat aku menghabiskan sehari penuh denganmu di Jogja. Terkadang aku rindu, hanya terkadang, tak ku hiraukan rindu-rindu itu, aku tak ingin semua menguar terlalu dalam.

Senja itu. Senja 3 Juli 2011 di stasiun Tugu, di saat orang-orang berlalu lalang dengan kesibukkan, di saat ibu-ibu tua masih menjajakan dagangannya, dan disaat tukang becak masih menanti penumpang. Tangan kita terpaut, menunggu kereta yang akan membawa kita pulang, membawa janji yang pernah kau ucapkan, kau tahu? aku merasa istimewa, aku merasa menjadi perempuan yang paling berbahagia, aku menikmati senja denganmu, di kota istimewa ini, Jogja, kota penuh kenangan, kota yang kau jadikan sebagai tempatmu meraih jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kota impianku, kota impian kita (dulu). Kereta itu membawa kita pulang, prameks. dua jam perjalanan. Kita meninggalkan Jogja, kita meninggalkan malioboro, kita meninggalkan stasiun Tugu, dan kita meninggalkan sebuah kenangan, mungkin kau tak ingat, tapi entah mengapa aku masih ingin mengingatnya. Aku tak pernah menyesal mengenalmu, sekalipun kau tak pernah melihat bahwa aku adalah bagian dari masalalumu. Aku suka Jogja, dari dulu, lalu senja bersamamu di Stasiun Tugu membuatku lebih mencintai Jogja. Entah, kota itu selalu indah, apalagi Malioboro yang menjadi teman kita saat aku dan kamu berjalan menyusurinya, saat senja, saat semua menguar, saat janji aku dan kamu untuk saling menjaga. Saat itu juga senja mengamini. Tapi mungkin tidak untuk Allah :).




Aku Rindu Menikmati Senja Bersamamu
19:09
3 Januari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar