Minggu, 29 Desember 2013

Aku Menjadi Temanmu Hanya Ketika Kau Bersedih

Aku menjadi temanmu hanya ketika kau sendiri, aku menjadi temanmu hanya ketika kau sedih, dan aku menjadi temanmu hanya ketika kau sedang terluka. Aku tak mempermasalahkan itu, aku pun selalu menerima saat kau datang padaku hanya saat hatimu terluka. Aku adalah bagian dari masalalumu, aku hanya bagian dari sesuatu yang pernah kau sentuh, jangan tanyakan apa aku masih menautkan rasaku utnukmu, tentu saja tidak, semua telah hilang beberapa tahun lalu, semua telah hilang dan yang tertinggal hanyalah sebuah perasaan untuk tetap menjalin sebuah hubungan pertemanan. Aku ingin kau juga membutuhkanku saat kau senang, aku juga ingin kau membutuhkanku saat kau tertawa, aku juga ingin kau tertawa bersamaku, sebagai seorang teman lama yang kembali hadir dalam kehidupanmu. Tapi kenyataannya kau hanya membutuhkanku saat kau ditnggalkan orang yang begitu kau banggakan, bukan hanya sekali, tetapi berulang-ulang, aku bosan ketika kau pura-pura tak mengenalku saat kau telah temukan cintamu kembali, aku bosan saat kau tak peduli jika aku sedang membutuhkan seorang teman untuk sedikit berbagi tentang masalah yang aku hadapi. aku benci dengan kepura-puraanmu, aku benci semua sikapmu.

Seperti siang itu, hanya sebuah basa-basiku untuk membuatmu bicara, tapi lagi-lagi kau seperti tak mengenaliku, acuh, apa maksudnya? aku tak pernah tau apa maksudmu, aku juga tak pernah mengerti mengapa kau begitu angkuh, mungkin telah kau temukan cintamu yang baru (lagi), entah dia yang keberapa kalinya untukmu. Aku bosan mendengar setiap cerita disaat kamu sendiri seperti 3 bulan lalu, hampir setiap ceritamu sama, mereka tak menerima kekuranganmu, aku turut sedih, aku turut merasakan lukamu, tentu saja karena aku pernah merasakan apa yang kamu rasakan saat aku denganmu dulu. Sudahlah, kenapa aku jadi membahas cerita tentang kita (dulu), itu samasekali tak ingin ku ingat, dan yang aku ingat adalah kita teman, kita teman yang saling melengkapi. Aku pernah berpikir kenapa kau cepat sekali menemukan cinta yang baru? lagi-lagi jangan tanyakan apa aku cemburu? tentu saja tidak, aku hanya mengingatkan, aku selalu mengingatkan, jangan terlalu cepat jatuh cinta. Tapi mungkin kata-kataku hanya angin lalu bagimu, aku siapa? bukan siapa-siapa, orang yang penting? mungkin bukan, setelah lama aku berpikir, sekarang aku mengerti, aku selalu terganti dengan cintamu yang baru, aku teman yang selalu terlupakan saat cintamu hadir, aku teman yang tak kau kenal ketika kau bahagia, aku selalu mendoakanmu, aku selalu berharap yang terbaik untuk hubungan cintamu, dengan siapapun perempuan itu, aku selalu memohon, agar kau tetap bahagia, karena jika kau bahagia kau tak akan lagi mengingatku. sedangkan jika kau bersedih kau kembali mengingatku, lebih baik benar-benar hilang dari hidupmu daripada menahan luka karena merasa tidak kau anggap ada saat kau bahagia. Aku bahagia dengan hidupku, dengan atau tanpa kamu.





Untuk Teman yang Dulu Pernah Menyentuh Hidupku
20.52 WIB
29 Desember 2013 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar