Senin, 26 September 2011

5 Jurus ampuh PERSAHABATAN AWET

Sahabat...selalu ada disaat kita menangis maupun tertawa.
Bersama sahabat, hidup kita jadi lebih menyenangkan. Tapi, seringkali kita bertengkar dengan sahabat kita parahnya, pertengkaran terjadi karena sikap buruk kita sendiri.
Bersahabat memang hal yang sederhana, namun memang tidak mudah.
Dimana sulitnya?, kadang kita tidak bisa menahan rasa untuk menang sendiri, seolah-olah sahabat itu hanya milik kita. Kita tidak rela sahabat kita bersahabat dengan teman lain. Padahal sebaiknya bersahabat itu masing-masing sahabat tetap menjadi dirinya sendiri. Artinya, masing-masing sahabat tetap bebas. Sahabat yang satu tidak hrus selalu mengikuti sahabat yang lain. Memang asyik melakukan kegiatan bersama sahabat. Namun tidak semua kegiatan harus dilalukan bersama, bukan?.
Bagusnya, kalau seorang sahabat bisa tertular kebiasaan baik sahabatnya. Indahnya, bila seorang sahabat bisa meninggalkan kebiasaan buruknya demi sahabatnya.
Biar kita selalu akrab dengan sahabat kita, atau persahabatan kita awet, ada kuncinya lho.........Berikut ada 5 jurus ampuh yang patut kita coba, mungkin saja berhasil.

Jurus 1 "Menyapa"
   Hei, apa kabar?, senang rasanya kalau disapa begitu. Mm, sapaan itu menunjukkan, kalau sahabatmu memperhatikanmu. Jadi, kalau bertemu teman atau sahabat, jangan segan-segan untuk menyapanya, ya???.
Jurus 2 "Minta Maaf"
   Nah, ini dia jurus yang paling ampuh. Bayangkan saja jika seandainya kita berengkar dan tak mau saling meminta maaf apa jadinya? Pasti kita akan kehilangan sahabat kita. Sedih kan? Maaf adalah kata ajaib yang akan memperbaiki persahabatan. Jadi, jangan pernah malu untuk meminta maaf, kalau kita tidak mau kehilangan sahabat kita.
Jurus 3 "Minta Tolong"
   Manusia itu makhlik sosial. Maksudnya adalah manusia tidak dapat hidup sendiri. Tul kan?! Kita memang selalu membutuhkan orang lain entah hanya ngobrol, main atau bahkan minta bantua. Yup, memang ada saatnyakita butuh pertolongan. Adakalanya juga, teman kita butuh pertolongan kita. Jadi wajar banget kalau kita minta tolong pada orang lain. Minta tolong itu tidak selamanya merepotkan orang lain kok. Gitu, ya? Yup, orang yang dimintai tolong pun bisa merasa senang. Karena mereka bisa berguna buat temannya.

Jurus 4 "Memuji"
   "Selamat ya? Kamu memang hebat!"
Pujian yang tulus dari teman atau sahabat, pasti akan sangat menyenangkan. Enggak cuma itu, pujian itu juga bisa membuat temanmu tambah semangat untuk berprestasi. Ini juga salah satu bukti perhatian kita pada teman lho...!

Jurus 5 "Berterima Kasih"
   Setelah ditolong, dipuji, dimaafkan dan diperhatikan, apa yang mesti kita lakukan? Tentu saja kita tidak boleh lupa mengucapkan kata "terima kasih" Kata terima kasih itu akan membuat temanmu senang. Ia akan merasa kita bisa menerima apa yang sudah diberikannya.

Sepeda yang rusak masih bisa diperbaiki. Begitu juga dengan persahabatan. Biarpun kita pernah 
bertengkar dengan sahabat, jangan menyerah. Kita punya jurus ampuhnya. Salah stunya adalah maaf (kata ajaib yang akan memperbaiki persahabatan).
Nah, teman-teman selamat mencoba 5 jurus itu. Semoga dapat membuat persahabatan kita jadi tambah awet dan asyik ya..... :).

SUKSES ADALAH HAK SAYA

Part 1
"Sukses Adalah Hak Saya"
"Sukses adalah hak saya ! Sukses bukan milik orang-orang tertentu. Sukses milik anda, milik saya dan milik siapa saja yang menyadari, menginginkan dan memperjuangkan dengan sepenuh hati....."-Andrie Wongso.

Karena kesuksesan adalah hak setiaporang, sepanjang orang yang bersangkutan menyadari, menginginkan dan memperjuangkannya dengan sepenuh hati. Maka setiap orang pada dasarnya bisa merancang kesuksesannya sendiri, asalkan ia menguasai prinsip, cara, bidang dan pelajaran utama untuk menciptakan sendiri kesuksesan dimasa depan.

Apakah saya bisa sukses?
Brian Tracy, penulis yang masuk dalam Guiness Book of Record mengatakan, "Kehidupan seperti balok kombinasi; tugasmu menemukan angka-angka yang tepat, dalam susunan yang tepat sehingga kau bisa memperleh apapun yang kau inginkan.

Renungkanlah Al-Quran Surah Ar-Ra'du ayat 11, "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum hingga mereka berusaha untuk erubah keadaan mereka sendiri."
Seperti sudah dituliskan di atas bahwa setiaporang pada dasarnya bisa merancang kesuksesannya sendiri, asalkan ia menguasai prinsip, cara, bidang dan pelajaran utama untuk menciptakan sendiri kesuksesan di masa depan.Terkait prinsip, ada tiga Prinsip Utama untuk menciptakan kesuksesan bagi diri Anda sendiri.

Prinsip Utama 1 : Bertanggung Jawab 100% atas Kehidupan Anda
"Kau harus bartanggung jawab atas kehidupanmu. kau tidak bisa mengubah keadaan, musim atau arah angin. Tapi, kau bisa mengubah diri sendiri." Jim Rohn,filsuf bisnis nomor satu Amerika.

Siapakah yang paling bertanggung jaewab atas kehidupan, nasib dan apa yang telah Anda capai dan miliki hari ini? Hanya ada satu orang yang bertanggung jawab atas hasil kehidupan yang Anda jalani. Orang itu adalah Anda Sendiri. Jika ingin berhasil, Anda harus bertanggung jawab 100% atassemua yang Anda alami dalam kehidupan Anda. Hal itu termasuk hasil yang Anda peroleh, tingkat prestasi Anda, hal-hal yang Anda hasilkan, mutu hubungan Anda, Kondisi kesehatan fisik Anda, penghasilan Anda, utang Anda, perasaan Anda-Semuanya!!

Kenyataannya, kebanyakan diri kita sudah terbiasamenyalahkan sesuatu di luar diri kita sendiri atas kehidupan kita yang tidak kita sukai. Kita menyalahkan orang tua kita, atasan kita, teman kita,media, rekan kerja, pelanggan kita, pasangan kita, cuaca, krisis ekonomi, buruknya keuangan kita-siapapun dan apapun yang bisa kita jadikan KAMBING HITAM. Kita tak pernah melihat ke sumber masalahnya-DIRI KITA SENDIRI....

Siapakah yng paling bertanggung jawab atas kehidupan saya hari ini?
Hasil yang saya peroleh hari ini?
Apakah saya bertanggung jawab 100% atas kehidupan saya?
Apakah saya pernah menyalahkan orang lain atas kejadian apapun dalam hidup saya?
Apakah sayapernah mengeluh tentang sesuatu?

Jika ya, berarti Anda tidak bertanggung jawab 100% atas kehidupan Anda. Bertanggung jawab 100% berarti Anda mengakui bahwa Anda menciptakan semua yang terjadi pada diri Anda. Hal itu berarti Anda mengerti bahwa Anda-lah penyebab semua pengalaman Anda. Jika Anda benar-benar ingin sukses, dan saya tahu Anda sangat ingin, maka Anda haus berhenti menyalahkan orang lain dan mengeluh, sertamengambil tanggung jawab penuh atas kehidupan Anda0itu berarti semua hasil perbuatan, baik kesuksesan maupun kegagalan. Itulah syarat menciptakan kehidupan sukses. Hanya dengan mengakuinyalah-bahwa Anda yang menciptakannya semuanya sampai sekarang-Anda bisa mengambil alih kendali untuk menciptakan masa depan yang Anda inginkan.

"Anda tidak bisa menyewa orang lain untuk berolah raga untuk Anda. Anda harus melakukannya sendiri jika ingin memperoleh manfaatnya. Entah itu berlatih fisik, peregangan, bermeditasi, membaca, belajar bahasa baru, menciptakan kelompok perencana, menentukan target terukur, memvisualisasikan kesuksesan, mengulangi penagasan, atau berlatih ketrampilan baru, Anda-lah yang harus melakukannya. Tak ada orang lain yang bisa melakukannya untuk Anda," Jim Rohn, filsuf bisnis nomor satu Amerika.

Berhentilah mencari alasan, berhenti mengeluh, berhenti menyalahkan keadaan di luar diri Anda. Anda harus berhenti melakukan semua itu selamanya.

Jika sesuatu tidak berhasil sesuai dengan rencana, Anda harus bertanya kepada diri sendiri,"Bagaimana cara saya melakukannya? Apa yang saya pikikan? Apa keyakinan saya? Apa yang tidak saya katakan? Apa yang tidak aku tahu.

Cinta Tak Harus Memiliki

Hidup begitu penuh dengan pilihan…

Hidup atau tidak hidup (untuk tidak mengatakan ‘mati’),
berjumpa atau berpisah,
mendekat atau menghindar,
mempertahankan atau melepaskan,
mengingat atau melupakan…

Dan berjumpa denganmu adalah awal… ketika aku memulai segalanya untuk:
mengenalmu, jatuh hati padamu, mendekatimu, merasa sakit lantaran merindukanmu, berbahagia, mencintaimu, mengharapkanmu, mengira tak cukup baik bagimu, mempertahankanmu… hingga pada satu titik melepaskanmu…

Hidup adalah aku yang pada akhirnya memilih untuk membebaskanmu… mencintai segala yang ada di sekitarmu, sekalipun aku tak masuk dalam hitungan.

Kadang aku bertanya, bagaimana situasi akan berpihak padaku ketika aku yang dulu justru berdebat dengan waktu perihal kehadiranmu.
Tentu tidak akan sama…
Tapi segalanya sudah terlewati, bukan?
Aku dengan kehidupanku, sedang dirimu dengan kehidupanmu.

Maka pada akhirnya aku memilih untuk… terus mengingat kenangan, tentang aku, kamu, dan kita…
Bukan untuk menyesali, tapi mensyukuri hadirmu.. walau dalam jenak…

“Terima kasih.”
Sudahkah aku mengatakannya padamu?

Karena hingga detik ini pun aku masih mengagumimu…
sosok yang begitu kucintai, namun terlalu mendekati sempurna untuk kumiliki…

IBU


Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan bahagian nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : “Makanlah nak, aku tidak lapar” ———-KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA


Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia dapat memberikan sedikit makanan bergizi untuk pertumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan piringku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE DUA


Sekarang aku sudah masuk Sekolah Menengah, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak mancis untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kepentingan hidup. Di kala musim sejuk tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak mancis. Aku berkata : “Ibu, tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata : “Cepatlah tidur nak, aku tidak ngantuk” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE TIGA


Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi loceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus!” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE EMPAT


Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai keperluan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE LIMA


Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun dan beristirahat. Tetapi ibu tidak mahu, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi keperluan ibu, tetapi ibu berkeras tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya ada uang” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE ENAM


Setelah lulus dan mendapatkan ijazah, aku pun melanjutkan pelajaran untuk buat master dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universiti ternama di Amerika berkat sebuah biasiswa di sebuah syarikat swasta. Akhirnya aku pun bekerja di syarikat itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mahu menyusahkan anaknya, ia berkata kepadaku : “Aku tak biasa tinggal di negeri orang” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE TUJUH


Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker usus, harus dirawat di hospital, aku yang berada jauh di seberang samudera atlantik terus segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perit, sakit sekali melihat ibuku dalam keadaan seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KE DELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : “Terima kasih ibu..!” Coba kita renungkan, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktiviti kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pasangan kita, kita pasti lebih peduli dengan pasangan kita. Buktinya, kita selalu risau akan kabar pasangan kita, risau apakah dia sudah makan atau belum, risau apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah merisaukan kabar dari orangtua kita? Risau apakah orangtua kita sudah makan atau belum? Risau apakah orangtua kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi… Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orangtua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.

@ASEP MUHSIN