REVIEW
FILM “REPUBLIK TWITTER” DALAM KAITANNYA DENGAN 9 ELEMEN JURNALISME DAN
KODE ETIK JURNALISME
Liza Tri Handayani
A310120232/ 5B
Review Film Republik Twitter
Republik
Twitter bercerita mengenai Sukmo dan Hanum. Sukmo adalah mahasiswa tingkat
akhir dari Jogja, sedangkan Hanum adalah seorang wartawan dari Jakarta. Mereka
berdua bertemu di Twitter. Dari sanalah hubungan mereka mulai dekat, bisa
dibilang lewat Twitter mereka menjalani fase PDKT. Hanya satu hal yang belum
dilakukan, bertemu. Sukmo pun akhirnya rela ke Jakarta bersama teman dekat,
Andre. Tapi ternyata, di Jakarta semuanya tidak mudah. Seperti umumnya kasus
kopi darat, biasanya ada perasaan minder bila satu pihak lebih baik rupanya.
Sukmo yang rajin ngetweet, ditawari kerja di Jakarta sebagai buzzer. Tugas
Sukmo adalah mempopulerkan apapun yang diminta klien di Twitter. Kebetulan,
Sukmo diminta untuk mempopulerkan seorang pengusaha untuk menjadi trending topic, dengan menyebar
informasi baik tentangnya. Hal ini umum disebut sebagai pencitraan di Twitter.
Film
ini mengangkat tema yang agak berat, yaitu jurnalistik dan politik, tapi dengan
dibalut dengan alur cerita yang renyah dan dibumbui dengan perjuangan cinta
yang romantis menjadikan film ini enak ditonton. Pemeran-pemeran dalam film ini
cukup bagus dalam membangun cerita.
Film Republik Twitter dalam
Kaitannya dengan 9 Elemen Jurnalisme
1. Kewajiban utama jurnalisme adalah pada pencarian
kebenaran.
Pada film ini, Hanum yang merupakan seorang wartawan
berusaha mencari kebenaran dengan mencari berita sesungguhnya mengenai
pencitraan yang dilakukan oleh seorang politikus melalui twitter. Ternyata
juga, pencitraan yang dilakukan oleh politikus Arif Cahyadi hanyalah kerjaan
seorang buzzer yang dibayar oleh rekan politik Arif Cahyadi yang bernama Kemal.
2. Loyalitas
utama jurnalisme adalah kepada warga negara.
Dalam
hal ini Hanum yang merupakan seorang wartawan ingin memberitahu warga Jakarta,
bahwa Arif Cahyadi yang ingin menjadi Gubernur hanyalah sebuah pencitraan saja.
3. Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi
Saat mengambil berita tentang politikus Arif
Cahyadi, Hanum menjadikan Sukmo sebagai narasumber, karena kebetulan Sukmo
adalah salah satu buzzer yang mempopulerkan kredibilitas Arif Cahyadi. Selain
itu, ternyata teman wartawan Hanum juga mengikuti atau memfollow akun twitter Kemal. Sehingga, ada verifikasi kebenaran
berita pada Kemal meskipun tidak dilakukan secara langsung, akan tetapi hal ini
sudah cukup. Karena, menurut pimpinan redaksi pada film ini, setidaknya ada dua
nama dalam sebuah berita, sehingga berita itu disebut sebagai berita yang
layak.
4. Jurnalis harus menjaga independensi dari objek
liputannya
Hanum berusaha menjaga agar Kemal tidak
disangkutpautkan pada berita ini, akan tetapi, teman Hanum yang merupakan
wartawan juga berusaha mengungkapnya. Padahal, Hanum sudah berjanji pada Sukmo
untuk tidak menggunakan nama lain selain Sukmo. Hal ini bisa membahayakan para
buzzer tempat dimana Sukmo bekerja. Karena, jika benar berita ini dimuat dalam
majalah lini massa, maka Kemal akan marah, dan citranya dalam dunia politikus
akan tercemar, begitu juga dengan Arif Cahyadi yang justru sebenarnya tidak
tahu apapun.
5. Jurnalis
harus membuat dirinya sebagai pemantau independen dari kekuasaan
Dalam
hal ini, peliputan yang dilakukan oleh Hanum menunjukkan bahwa wartawan maupun
media massa tidak memihak manapun, hal ini dibuktikan bahwa nama Kemal yang
termasuk politikus tetap diberitahukan sesuai dengan fakta yang ada.
6. Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan
proporsional
Berita yang disampaikan wartawan (Hanum) begitu
komprehensif, karena data yang diambil dari narasumber sudah begitu jelas.
Muatan yang digunakan dalam berita yang ingin disampaikan Hanum dalam majalah
lini massa cukup proporsional dengan perkembangan politik saat ini.
Film Republik Twitter dalam Kaitannya dengan Kode Etik Jurnalisme
1. Pasal
1
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat,
berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Hanum bisa dikatakan sebagai wartawan yang
independen, karena mampu menghasilkan berita yang akurat atas bantuan Sukmo.
Hal yang dilakukan Hanum samasekali tidak ingin merugikan pihak manapun, tetapi
ingin beritikad baik agar masyarakat tahu tentang maraknya pencitraan dalam
politik.
2. Pasal
2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan
tugas jurnalistik.
Hanum berusaha menampilkan berita akurat sebagai
hasil pencapaian kariernya. Meskipun ada desakan dari ayahnya agar berhenti
menjadi wartawan, akan tetapi Hanum justru menunjukkan keprofesionalannya dalam
mengembangkan sebuah berita.
3. Pasal
4
Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Hanum berusaha
menampilkan berita yang layak, karena tidak membuat berita bohong, Hanum juga
mampu mengungkap kelicikan Kemal dalam berpolitik yang mampu memberikan
gambaran masyarakat mengenai dunia politik.
4. Pasal
5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban
kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku
kejahatan.
Hanum juga berusaha melindungi Sukmo sebagai
narasumber agar apabila kasus ini terungkap, Sukmo tetap aman.
5. Pasal
7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang
tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan
kesepakatan.
Sebelum berita dimuat dalam majalah lini massa,
Sukmo sebagai narasumber telah memperingatkan agar Kemal tidak tersangkut dalam
kasus ini demi keberlangsungan buzzer dan melindungi teman-temannya dari
kebangkrutan. Hanum sedah memenuhi hal itu, akan tetapi ternyata teman Hanum
yang juga wartawan justru mengungkapnya secara lebih jelas
6. Pasal
10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang
keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca,
pendengar, dan atau pemirsa.
Pada film ini justru berita yang telah dimuat tidak
dapat direvisi kembali. Tetap saja itu telah menjadi berita. Pada hal ini Sukmo
ternyata tahu bahwa Arif Cahyadi adalah ayah dari Nadia yang merupakan kekasih
Andre. Seketika itu Nadia marah dan mengatakan jika ayahnya bukan orang seperti
itu (mengutamakan pencitraan). Langsung saja Sukmo menyuruh Hanum untuk
membatalkan berita yang akan dimuat, tetapi Hanum mengatakan bahwa hal itu
tidak bisa dilakukan.