Senin, 02 November 2015

Masalalu Adalah Pelajaran yang Tidak Harus Diremidi

          Membicarakan masalalu sama saja membicarakan diri kita sendiri di masa yang lampau. Entah mengapa, sebagian besar orang memiliki masalalu yang menyedihkan, mungkin itu memang takdir yang mutlak. Dapat dipastikan bahwa hal-hal yang menyedihkan itu yang kemudian membuat kita lebih kuat sekarang. Membicarakan masalalu adalah membicarakan orang yang datang dan pergi. Ya, hidup tak lepas dari orang lain yang datang dan pergi dalam hidup kita. Yang pergi biarlah berlalu dan yang hadir kelak, beri senyuman yang manis, semanis hidup ini.
          Setiap orang pasti memiliki masalalu, baik kesalahan, sikap, cinta, bahkan luka di masa lalu yang masih dibawa sampai sekarang. Kali ini aku ingin membicarakan masalalu tentang cinta. Aku memiliki 4 masalalu, ya mereka memberi kesan yang mendalam. Aku ingib memceritakan mereka satu persatu, untuk menyamarkan identitas mereka, jadi aku pakai inisial nama mereka. Yang pertama IBS, aku selalu percaya bahwa kita terkadang kemakan omongan kita sendiri. sebelumnya, dia aku jodohkan dengan temanku, tetapi justru aku yang kena, haha. Dia adalah pacar pertamaku. Orangnya tidak terlalu tampan, tetapi dia manis dan tinggi, ya karena itu bukan prioritas utama. Dia baik, lucu, dan yang pasti fans berat persija, dulu dia pernah menjanjikan mengajakku nonton bola bersamanya, tetapi sampai sekarang, dia tak menepati janjinya, apalagi sekarang dia udah punya pacar baru. Tetapi kami tetap berteman, kami mengakhiri hubungan karena dia berpendapat bahwa aku tak pernah bisa menyelesaikan masalah, selain itu dia masih menyayangi maslalunya. Waktu putus sama IBS aku galau setengah mati, namanya juga bocah SMA, lucu memang. saat berpacaran, kami selalu bertemu setiap hari senin, maklum karena jarak rumah kami dan sekolah kami sangat jauh, bahkan berlawanan arah. Kesan mendalam yanh bisa kudapat darinya adalah bahwa kita tak bisa memaksakan orang untuk menyayangi kita. Satu hal yang kusayangkan dari IBS, kami berteman baik, tak jatang dia telepon dan sms, tetapi selalu aku ingat, jika setiap dia punya pacar lagi, tak ada kabar darinya, bahkan aku yang sekadar ingin curhat tak bisa menghubungi nomornya.
          Masalalu berikutnya adalah ES, dia mungkin mantan yang paling nakal di antara mantan yang lain, aku juga tak habis pikit mengapa bisa dipertemukan dengan orang itu, sekarang dia berpacaran dengan kakak kelasku sewaktu sekolah. ES adalah pribadi yang arogan, kasar, dan aku yakin, mungkin selama kami berpacaran, dia tak benar-benar mencintaiku dengan benar. Bahkan, dia sering mengkhianatiku, ya dia memiliki pacar lain selain aku, dan pacarnya adalah mantan pacarnya dulu. Sampai sekarang, aku tak pernah lagi bertemu dengannya. Terakhir kulihat foto di suatu akun instagram, dia terlihat kurus, aku selalu merasa bingung, mengapa orang-orang yang kukenal di masalalu telah berbeda sekarang. Beberapa tahun lalu, ES mengajakku kembali bersamanya, tetapi tidak, ya bagiku masalalu itu cukup, dan aku yang memutuskan pergi dari hidupnya. Hingga sekarang aku tau dia bersama kakak kelasku. 
          Pria ketiga itu berinisial RAW, teman dari temanku sewaktu SMP. Orangnya kecil, manis, itu yang memvuatku jatuh cinta. Pertama kali kami bertemu di depan sekolahnya, ya kebetulan sekolah kami berdekatan. Bersamanya aku mengelilingi Jogja, dan mulai saat itu dan bahkan sampai sekarang aku selalu ingin tinggal di kota itu, jika dulu aku ingin tinggal di Jogja dengan RAW, sekarang yang aku ingin tinggal disana dengan jodohku kelak. Entah mengapa waktu itu dia yang memutuskan, alasannya, dia masih menyayangi mantannya, aku tidak tau mengapa, mantan begitu semenarik itu bagi seorang laki-laki. Sekarang dia kuliah di Jogja, kami samasekali tidak menghubungi satu sama lain sejak 4 tahun lalu. Dan aku tahu, sekarang dia memiliki pacar satu kampus dengannya. 
          Pria keempat adalah IN, dia tetangga sahabatku, ya dia berkharisma, tapi siapa sangka bahwa dia itu abu-abu, sampai sekarang aku tidak mengerti mengapa kita dulu putus, ya 2 tahun yang lalu. Aku pun tidak mengerti mengapa dia seperti memberi harapan lalu pergi begitu saja. Tetapi di lain hari setelah kami putus, aku tau melalui media sosialnya jika dia masih menyayangi mantannya. Banyak hal yang bisa kuambil dari berbagai macam cerita tentang mereka. Dari mereka aku tau, bahwa aku selalu menyayangi sesorang dengan berlebihan, dan itu tidak baik. Dengan 4 pria itu, aku tak pernah memutuskan mereka, selalu mefeka yang mengakhiri hubungan. Ya, aku samasekali tak berniat mengakhiri, karena cinta itu harus dipertahankan bukan? Tetapi samasaja jika yang mempertahankan hanya 1 orang.
          Dari mereka aku mengerti bahwa mantan-mantan mereka lebih menarik dibandingkan aku yang ada di hadapan mereka. Lucu memang. Masalalu memang menjadi hal yang menarik, tapi tidak bagiku, mereka hanyalah pelajaran yang tidak perlu diremidi, tidak perlu diulang, sesayang apapun kita. Hampir dua bulan yang lalu, aku juga mengerti, bahwa sekali lagi kutemukan cerita bahwa mantan itu menarik, dan aku juga memahami, setiap orang punya prinsip, dan salah satu prinsipku adalah, masalalu memang indah, tetapi tidak untuk dijadikan tempat kembali. Cukup, dan hanya itu, kesempatan kedua tak selalu bisa dan berjalan seperti kesempatan pertama. Banyak hal yang bisa kulakukan dengan yang baru kelak, tanpa membuka yang lama.


3 November 2015
14.55
Za