Kamis, 28 Mei 2015

PILIH YANG MANA? JALAN PENUH LUBANG ATAU TAMBALAN YANG TIDAK RATA?

Liza Tri Handayani
A310120232/ 6B
Tugas Jurnalistik Feature


Jika disuruh memilih, apa yang Anda pilih? Jalan penuh lubang atau  tambalan yang tidak rata?
Jika kita akan ke Solo, jalur utama ini menjadi rute pertama yang akan kita pilih, bukan karena kondisi jalannya yang bagus, tetapi kita akan lebih cepat sampai ke tujuan. Saat melintasi jalan Solo-Jogja, tepatnya di desa Karangduren selatan Kopasus, kita pasti sedikit menggerutu. Kontur jalan di daerah ini tidak rata, orang Jawa sering mengatakannya seperti ampyang, yaitu olahan kacang dengan gula aren. Bentuknya yang bergelombang membuat beberapa orang menganalogikan kondisi jalan menyerupai makanan tradisional ini. Selain itu, jalan juga penuh lubang yang menganga. Kedalamannya mencapai lima belas sentimeter. Padahal, beberapa minggu lalu jalan ini baru saja ditambal oleh petugas DPU kabupaten Sukoharjo. Pertanyaannya, bagaimana kualitas tambalannya?
Jalan berlubang, tidak hanya membahayakan, tetapi merugikan setiap orang yang melintasinya. Seringkali, jalan berlubang hanya disiasati dengan menambalnya. Setelah ditambal, jalan memberikan kenyamanan sesaat. Selain tidak membahayakan, juga tidak merusak sparepart motor maupun mobil. Namun, kuantitas memang menjadi hal utama saat menambal jalan, sedangkan kualitas pun seakan dinomorduakan. Jalan tambalan kemudian dihancurkan begitu saja oleh hujan. Akibatnya, jangan ditanya lagi, justru lebih berbahaya daripada jalan berlubang. Kerikil-kerikil bertebaran di jalanan. Tidak jarang pengguna jalan terpeleset saat melintas.
Jalan penuh tambalan memang mengurangi resiko kecelakaan. Namun, manfaat yang diperoleh ternyata hanya seumur jagung. Biaya yang dikeluarkan pun tidaklah sedikit. Tetapi entah mengapa para pengemban amanat justru memilih menambal daripada memperbarui secara keseluruhan. Jika menilik lebih lanjut, bukankah memperbarui jauh memberikan efek jangka panjang yang lebih baik? Biaya yang dikeluarkan pun hampir sama dengan biaya penambalan yang dilakukan secara berulang-ulang. Ditunggu saja, semua ini hanya masalah waktu dan kebijakan yang bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar