Minggu, 07 Februari 2016

Orang-orang Kampret

Unyu kan?
Pasangan baru (reuse) :D -Achex Suny-
Orang-orang terkampret :D
          Tulisan ini nanti bakal jadi cerita yang agak panjang sepertinya, siap-siap capek ngetik. Oke, kali ini mau cerita soal Achex, Intun, Kebo, dan sekarang anggota kami bertambah Suny (balikan soalnya sama Achex) :D. Oke, aku Achex, Intun temenan sejak kelas X SMK, kami sekolah di SMK 6 Surakarta, itu lho bangunan di pojokan Manahan yang paling keren dari bangunan di samping-sampingnya. Dulu sih kami berempat, tapi gausah dicritain kenapa jadi bertiga. Oke Intun sama Kebo pacaran sejak kami kelas X kalau ga salah, 11 September 2009 tanggal jadiannya (seingetku, maap kalau salah), mereka pasangan terlanggeng, udah mirip kayak Chelsea sama Glen, keren pokoknya. Berulang kali aku gonta-ganti cowo sama Achex juga, Intun tetep sama Kebo forever . Banyak cerita yang kami alami selama hampir 8 tahun temenan. Kami emang jarang ketemu, soalnya udah pada sibuk sendiri-sendiri, sibuk kuliah dan sibuk kerja. Kadang aku sampai geleng-geleng liat Intun sama Kebo yang kalau siang kerja, malemnya kuliah, pasti capek ya, keren bangetlah pokoknya mereka, salut, keren abis, top. Tetapi, walaupun jarang ketemu, kita kalau ketemu langsung heboh, ngakak-ngakak gajelas ngomongin masalalu yang absurd, seabsurd kisah cinta Achex sama si Sgt, apalagi aku yang selalu dibully habis-habisan karena dulunya suka gonta-ganti pacar, tapi sekarang jomblo (soalnya agak mikir kedepannya, jadi ya agak ati-ati juga kalau mau memulai hubungan, soalnya udah khatam sama manis pahit kehidupan percintaan).

         

Para suami takut istri :D
Kemarin waktu ke Kulonprogo, kita cuma berempat, soalnya Achex belum balikan sama Suny, coba kalau udah (aku sama siapa? :'( ). Tapi ikut seneng kok liat mereka berempat akur gitu, bahagia, bener deh. Senengnya jalan sama mereka itu, meskipun cuma aku yang belum ada pasangan, tapi mereka gapernah ga ngejaga aku juga, hahahaha. Jadi sudah semacam bodyguard buat cewe-cewe bertiga yang unyu ini. Kemarin kita liat lampion, lebih tepatnya liat orang berdesak-desakan di Pasar Gede. Sebenernya bukan poin liat lampionnya, tapi bagiku lebih ke pertemuannya, meet upnya, seru-seruan ngomongin masalalu yang sangat kampret momen, dan ngomongin cowo-cowo gajelas yang pernah sama aku juga sama Achex. Ga nyangka emang, sekarang udah 21 tahun, bahkan Juli besok akunya udah 22 tahun, tua ya, ah biar aja, tapi muka tetap anak SMP, hahahaha.
Sayang Kalian :*
          Oiya, kemarin waktu nonton lampion itu ceritanya Kebo sama Intun datangnya belakangan, trus mereka parkir yang di deket BI, lhah aku, Achex, Suny padahal parkir di utara Pasaar Gede sini, jauh banget. Demi menolak macety, akhirnya kami pulang jam tengah 12, rencananya itu jadi mau ambil motorku sama Suny dulu, trus Suny sama Kebo naik motorku ambil motornya Kebo. Nah, aku, Achex, Intun disuruh bertiga naik motor Suny, aku yang di depan, menyenangkan sih, wahaha, walaupun senam jantung karena takut ada pakpol yang ngejar, ternyata ga ada, dan pakpolnya ga merhatiin gitu, mungkin merhatiin tapi didiemin gitu. Seneng pokonya kemarin. Trus pas pulang akunya dianter Kebo sama Intun sampai rumah, baik kan mereka, iya baik banget. dan merekalah sahabat-sahabatku. Benar-benar sahabat. Kami jarang komunikasi, jarang ketemu, tapi tiap ketemu pasti selalu aja ada cerita yang buat ketawa, dan kita gapernah canggung buat ngomongin itu dimanapun, entah di depan umum, bahkan di belakang umum sekalipun. Kerenlah pokoknya sahabatan ala kita, semoga tetep gini terus yak. Sayang kalian :*. Bonus foto-foto :D.


7 Februari 2016 yang ditulis di tanggal 8-nya
12.30 pm
Za

Kamis, 04 Februari 2016

Aku Berusaha, Tidak Diam

          Sebenarnya ini adalah kekhawatiran lama, bahkan sejak memasuki semester 3, kekhawatiran ini menjadi semakin jelas. Bahkan, kekhawatiran itu berubah menjadi rasa takut. Tetapi setidaknya aku berusaha, dan tidak diam.
Liza wisuda bulan September 2016 :)    

          Saat memasuki semester 7 aku pesimis, bahkan impian 3,5 tahun itu tiba-tiba hilang seketika saat ada kebijakan kurikulum baru, dan satu FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) di UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta), hanya prodi kami yang benar-benar kewalahan. Jika prodi lain menerapkan KKN (Kuliah Kerja Nyata) (yang dulunya tidak ada di kampus kami dan sekarang ada dan dimulai tahun ini, tahun angkatanku 2012 dan hanya di prodiku) tahun depan untuk angkatan di bawah kami, tetapi tidak dengan prodi kami tercinta. PBI (Pendidikan Bahasa Indonesia) memulai kebijakan itu pada angkatanku, itu salah satu yang menghambat mimpi 3,5 tahunku, bahkan memusnahkannya. Selain itu, magang 2 minggu yang menghantuiku dengan teman-teman di kloter paling akhir di bulan April nanti. Belum lagi SKS skripsi yang baru boleh diambil di semester 8, padahal prodi lain sudah boleh diambil di semester 7, bahkan banyak di antara mereka yang sudah hampir final, tetapi kami baru memulai. Mimpi 3,5 tahun itu hanyalah mimpi, tidak dapat diwujudkan. Tetapi aku tidak diam, aku berusaha.
          Rasanya seperti melihat mimpi saat teman-teman dari prodi lain sudah pendadaran, sudah selesai dan tinggal pemberkasan untuk bisa wisuda di bulan Maret. Tapi kami? Bahkan aku dengan dua pembimbing dengan karakter berbeda (tetap bersyukur), masih sibuk merevisi proposal, dan baru masuk bab 1, kecewa itu ada, tetapi untuk apa? Bahkan iri itu pasti, tetapi kenapa? Jika ada yang harus disalahkan, siapa yang harus disalahkan? Kebijakan tetaplah kebijakan. Belum lagi menerima satu pertanyaan yang sama dari banyak orang "kapan wisuda?", ah pertanyaan yang menyebalkan, dan hanya menjawab "insyaallah September" (sambil senyum). Aku benar-benar ingin mengejar September. Terkadang, jika mengerjakan skripsi itu lama, bukan berarti mahasiswanya yang malas, tetapi pembimbing yang sibuk juga bisa menghambat kelulusan. Bahkan, aku khawatir dengan pembimbing pertamaku, aku benar-benar sudah berusaha, dan sisanya aku kuatkan dengan doa.
          Bu Laili (Pembimbing 2-ku, sekaligus SekProdi PBI) mengatakan bahwa "dalam hal ini (skripsi) kita harus memikirkan kualitas, bukan kuantitas". Biar waktu yang menentukan kapan kelulusan, tetapi tetap pasang target, berusaha sebaik-baiknya, bersyukur, dan hasilkan karya yang berkualitas. Mulai hari ini, aku akan lebih bersemangat mengerjakan skripsi, harus bisa mengejar September, banyak-banyak berdoa, sholat wajib dan sholat sunahnya, harus lebih semangat semangat semangat. Tidak boleh putus asa, tidak boleh iri dengan teman-teman prodi lain yang sudah pendadaran, harus tetap kuat, semangati diri sendiri sampai kapanpun, dan semoga dilancarkan konsultasi dengan pembimbing.
          Itulah kegalauanku, benar-benar galau. Tetapi galau harus cepat berlalu. Semoga mimpi September menjadi nyata. Aku sudah berusaha, benar-benar berusaha, dan tidak ada usaha yang sia-sia.


04 Februari 2016
19.30
Skripsi dan Pembimbing