Liza Tri Handayani
A310120232/ 6B
Tugas Jurnalistik Berita 1
Tugas Jurnalistik Berita 1
J
|
alan
Solo-Jogja km 16 desa Bendosari, Sawit, Boyolali kembali menelan korban. Motor dan truk terlibat dalam
kecelakaan. Diketahui korban terjatuh kemudian disambar truk, Selasa (10/3/2015).
Pengendara
motor Roningsih (42) tewas di tempat kejadian. Bermula dari pengendara motor
yang dikendarai oleh Suparman (45), beserta istrinya Roningsih (42), dan
anaknya Alfan (8). Sebenarnya Suparman telah mengambil lajur kiri, tetapi apa
daya, istrinya mengantuk setelah perjalanan jauh dari Purwodadi menuju Klaten.
Roningsih terjatuh ke sebelah kanan, kemudian di sampingnya truk gandeng dengan
muatan bahan makanan pokok melindas korban dan menyeretnya sejauh 10 meter.
Roningsih tewas seketika setelah ban truk bagian belakang menggilas tubuhnya
yang mengakibatkan kaki kiri terpisah dari tubuhnya. Suami dan anak Roningsih
seketika terduduk lemas melihat peristiwa itu. Bapak dua anak itu berkali-kali
mengusap air matanya. Warga yang kebetulan ada di lokasi turut menutupi jasad
korban dengan kain seadanya. Alfan terus menangis dan memanggil nama ibunya.
“Istri
saya sudah bilang kalau dia kelelahan, saya juga sudah berhenti tadi di
Kartasura untuk istirahat sebentar. Tetapi, malah begini”, ungkap Suparman
kepada warga setempat sembari berkali-kali menenangkan anaknya yang terus
menangis.
Sopir
truk mengaku seperti melindas sesuatu, tetapi tidak tahu kalau yang ia lindas adalah
orang. Pengendara motor yang melintas kemudian meneriaki sopir truk untuk berhenti
setelah menyeret korban sejauh 10 meter.
“Saya
merasa melindas sesuatu, kemudian ada pengendara motor yang memberitahukan
bahwa truk saya melindas orang, langsung saya rem”, sopir truk berusaha
menjelaskan kepada warga setempat.
Beberapa
saat kemudian sektor Sawit mengamankan lokasi kejadian. Kecelakaan itu membuat
kemacetan singkat di depan SMP Negeri 3 Sawit. Korban segera dibawa ke rumah
sakit untuk kebutuhan pembersihan jenazah, sebelum akhirnya dibawa ke rumahnya
di desa Juwiran, kecamatan Juwiring, Klaten.
Tidak
hanya sekali dua kali jalan di sepanjang
desa Bendosari ini menelan korban, beberapa minggu sebelumnya seorang perempuan
karyawan tifontek juga tewas di depan SMP Negeri 3 Sawit, korban tewas diduga terserempet
truk muatan pasir. Tak ada saksi yang bisa memastikan penyebabnya, karena
peristiwa itu terjadi pada malam hari dan kondisi jalanan saat itu sepi. Tukang
tambal ban Supardi (51) mengungkapkan bahwa ia mendengar bunyi seperti motor
terjatuh, tetapi ia tak berani memastikan apa yang didengarnya. Kemudian ia
memanggil anak buahnya untuk memastikan suara yang didengarnya di seberang
jalan. Benar saja, seorang perempuan tergeletak bersimbah darah dan sudah tidak
bernyawa lagi. Supardi kemudian segera melapor ke Sektor Sawit untuk penanganan
lebih lanjut.
Satu
bulan sebelumnya juga terjadi kecelakaan tunggal. Pengendara sepeda motor
Kartinah (58) dan Sarnimah (54) terjatuh di sungai di depan SMP Negeri 3 Sawit.
Kartinah beserta motornya terjatuh ke sungai, sementara Sarnimah terjatuh di
jalan sesaat sebelum motor terjatuh ke sungai. Kartinah mengaku kehilangan
keseimbangan mengingat jalanan di sekitar lokasi kejadian bergelombang.
Pedagang bubur warna-warni di pasar Klewer Gatak itu mengalami patah tulang dan
rekannya Sarnimah hanya luka ringan saja. Namun, Kartinah akhirnya meninggal
dunia di RS. Ortopedi setelah patah tulangnya mengalami pembusukan karena tak
kunjung dioperasi.
Tak
hanya itu, beberapa tahun silam seorang nenek hampir saja terlindas bus
langsung jaya di jalan Solo-Jogja di depan Gapura masuk desa Bendosari. Nenek yang
diketahui bernama Pariyem (79) warga desa Tempel, Gatak, Sukoharjo ini ingin
menyeberang jalan karena ingin membeli bubur di seberang jalan. Karena sudah
tua dan kakinya sakit, Pariyem berjalan dengan pelan. Tiba-tiba saja nenek
renta ini terserempet sepeda motor dan terjatuh tepat di tengah jalan
Solo-Jogja arah Solo. Bus langsung jaya yang berada di belakang motor hampir
saja menabrak nenek itu, tetapi untungnya si nenek langsung merangkak dan berhasil
selamat dari maut.
Kecelakaan
demi kecelakaan tak hanya sampai disitu saja. Beberapa tahun lalu mobil polisi
dari arah Jogja melayang dan terbalik sampai ke seberang jalan arah dari Solo.
Mobil sedan yang dikendarai Polisi itu menindih pak Toni (38) beserta motor dan
barang-barang kelontong untuk tokonya. Pak Toni yang saat itu kembali dari
membeli barang dagangan tewas seketika di lokasi kejadian, tepatnya di depan
SMP Negeri 3 Sawit. Beberapa saksi menuturkan bahwa jasad korban tak terbentuk
lagi. Padahal, beberapa meter lagi Pak Toni sampai di rumahnya. Tetapi, maut
memang tidak bisa ditebak ataupun ditunda.
Jalan
di sepanjang km 16 ini memang memang menjadi lokasi rawan kecelakaan. Tepatnya
di depan garasi bus Sri Mulyo sampai depan pom bensin Gatak. Kurangnya
penerangan dan kondisi jalan yang bergelombang menjadi alasan mengapa lokasi
ini sering terjadi kecelakaan. Tinggi jalan yang tidak seimbang juga merupakan
alasan yang kuat jika kecelakaan di lokasi ini tak bisa dihindarkan. Jalan Solo
Jogja dari arah Jogja lebih tinggi letaknya dibandingkan jalan dari arah Solo.
Hal ini yang sering menyebabkan mobil yang memacu dengan kecepatan tinggi
terguling ke arah timur. Selain itu kondisi jalan yang lurus membuat pengendara
ugal-ugalan. Sehingga keselamatan tak lagi diperhatikan. Berhati-hati saja
terkadang bisa celaka, apalagi yang tidak. Sebagai pengendara yang baik,
sebaiknya lebih memperhatikan keselamatan, karena tak hanya diri sendiri yang
rugi apabila tidak berhati-hati, bahkan orang lain akan terkena imbasnya.
Bagaimanapun juga, hidup ini adalah anugrah yang harus kita syukuri.