LOL (LAUGH OUT LOUD) KAMBING JANTAN
Penerbit : Gagas Media
Halaman : 237 halaman
Tahun Terbit : 2005
Tahun Terbit : 2005
Harga : Rp 35.000,00
Kategori : Nonfiksi-Komedi
Raditya Dika (Radith/ Kambing/ Dika) adalah seorang penulis yang menurut saya “gila”, penulis yang satu ini memiliki selera humor yang tinggi, karya-karyanya mampu membuat orang yang membacanya gila akut dan bisa mati ayan karena tertawa terus-menerus. Bahkan, bukunya sering dianggap menyesatkan, tidak berisi, dan bisa membuat orang menjadi bodoh.
Raditya Dika (Radith/ Kambing/ Dika) adalah seorang penulis yang menurut saya “gila”, penulis yang satu ini memiliki selera humor yang tinggi, karya-karyanya mampu membuat orang yang membacanya gila akut dan bisa mati ayan karena tertawa terus-menerus. Bahkan, bukunya sering dianggap menyesatkan, tidak berisi, dan bisa membuat orang menjadi bodoh.
Salah
satu bukunya yang terkenal adalah Kambing Jantan yang merupakan karya
nonfiksinya yang pertama. Awalnya buku ini lahir dari kegiatan iseng-iseng Dika
yang menulis jurnal harian di internet atau sekarang bahasa gaulnya: blog.
Namun, lama-kelamaan banyak yang suka membaca kisah hidupnya yang aneh, banyak
yang mengatakan lucu, hingga suatu ketika, muncul sebuah pertanyaan saat Dika
sedang diinterview mengenai blog oleh salah satu website lokal: “Bagaimana
kalau suatu hari blognya dibukukan?”, hingga pada akhirnya hadirlah buku ini.
Secara
umum buku ini berisi catatan harian Dika ketika masih di SMA hingga kuliah di
Adelaide, Australia. Berbagai macam kesialan yang dihadapi Dika justru
mendatangkan malapetaka bagi dirinya sendiri yang justru menghibur diri pembaca
dengan membaca bagaimana saat Dika menghadapi malapetaka itu dengan cara yang
mengocok perut. Buku ini berisi full-humor
dan kejadian-kejadian nyata sehari-hari yang dialami Dika yang ditulis dengan
sentuhan humor, mulai dari pengalaman hampir mati kekurangan oksigen karena kentut
saat terperangkap di lift, difoto temannya saat mandi dalam keadaan telanjang,
sampai hal yang absurd seperti diikuti orang homo saat di bioskop. Hingga hal
aneh seperti berikut:
“Esok
paginya, ternyata jerawat gw makin banyak!!!! Tidakkk… rupanya ada yang infeksi
gitu soalnya si tukang salon salah ngasih obat…
Nyokap gw
langsung panik, mulai saat itu dia tiap malem bersiin muka gw pake lotion ama
toner pembersih. Ajaibnya setiap kali dibersiin ama dia, paginya pasti jerawat
gw berkurang banyak sekali!!!!
Selidik
punya selidik, gw bertanya pada sang mama…
Gw : Ma, kok jerawatnya ilangnya banyak
banget sih? Lotionnya bagus yah?
Nyokap:
Wahhh… rahasianya bukan di krim ato tonernya, Kung…
Gw : Trus?
Nyokap:
Rahasianya tuh pada kain yang mama pake buat bersiinmuka kamu!
Pas gw
ngeliatin tuh kain ternyata bentuknya segitiga, ternyata ada karetnya di bagian
atas… ternyata… itu adalah kolor bokap gw!!!!!!!
TIIIDAAAAAKKK….
jadi selama ini nyokap gw menjamah dan mengusap muka gw pake kolornya bokap…
Huhuhuu… nasib… tapi manjur lho!
Pesan
moral: ternyata selain buat topi, kolor punya kegunaan lalin yang menakjubkan.”
Cerita di atas merupakan salah satu cuplikan dari isi
buku Kambing Jantan.
Cerita
dalam buku Kambing Jantan ini dikemas secara sederhana. Namun, meskipun
sederhana mampu membuat penikmat buku ini berimajinasi tentang kekonyolan dan
keabsurd-tan yang dilakukan Dika. Hal ini sebagai bukti bahwa penyampaian
maksud dari penulis kepada pembaca buku ini bisa tersampaikan dengan baik.
Hubungan antara sistematika di setiap cerita disajikan secara runtut, meskipun
bahasa yang digunakan adalah bahasa gaul. Namun, justru itu hal yang penting,
karena sesuai dengan perkembangan zaman, ditambah lagi dengan full-humornya sehingga membuat buku ini
banyak diminati oleh setiap kalangan. Jika dibandingkan dengan buku sejenis
yang juga lucu, tengil dan bisa menjadi obat antistres yang berjudul Cado-Cado
Kuadrat (Catatan Dodol Calon Dokter) karya Ferdiriva Hamzah yang juga
menceritakan pengalaman hidupnya saat ko-ass (ko-assistant dokter) atau
pendidikan lanjut saat menjadi mahasiswa kedokteran dulu, yaitu mulai dari
menangani pasien yang menjedot-jedotkan stetoskop ke kepalanya sendiri, sampai
dia sendiri yang menjedotkan kepalanya saat menghadapi dosen. Cerita yang disajikan
sejenis dengan Kambing jantan, sama-sama menceritakan pengalaman dan sama-sama
berkategori nonfiksi-komedi. Sebenarnya pengalaman Ferdiriva selama menjadi
ko-ass juga penuh dengan hal-hal yang absurd, lucu, dan membuat gila. Untuk
menjadi seorang dokter, Riva tidak hanya bergelut dengan keseriusan yang tinggi
, tetapi full-humornya bisa dikatakan
kocak. Namun, dalam penyajiannya, bahasa yang digunakan masih resmi dan tidak
sesantai karya-karya Raditya Dika, walaupun memang setiap penulis memiliki gaya
atau cara-cara tersendiri saat menyampaikan tulisannya, tetapi untuk ukuran
nonfiksi-komedi layaknya dibuat sesantai mungkin dan tidak perlu terlalu resmi.
Karya-karya
Raditya Dika banyak diminati di segala kalangan karena kelucuannya dan hal-hal
absurd yang kerap kali disajikan. Sehingga karya-karya Dika sebagai sebuah
karya yang berbeda dengan karya-karya yang biasa dijumpai yang banyak memuat
tentang tema percintaan, keluarga, dan fikski-fiksi yang lain. Dengan kambing
jantan ini, Raditya Dika menyajikan hal yang baru, dalam buku ini tidak
diperlukan kreativitas pemikiran dan ide, karena bukan sebuah karya fiksi.
Namun, walaupun nonfiksi kreativitas penyampaiannya baik karena juga disajikan
dengan bahasa yang mudah dipahami dan gambar-gambar yang lucu. Namun, untuk
masalah kelayakan buku, buku ini hanya bisa dinikmati oleh remaja hingga
dewasa, meskipun sebenarnya dapat dinikmati oleh semua kalangan, tetapi untuk anak-anak
sebaiknya jangan diberikan bacaan seperti ini, karena di dalamnya terdapat
hal-hal yang belum pantas diketahui oleh anak. Dalam buku ini samasekali tidak
ada penerapan EYD dengan benar, karena mungkin ini adalah salah satu ciri karya
humor yang tidak perlu memperhatikan EYD dengan benar, karena dalam buku ini
lebih menekankan pada bahasa-bahasa gaul anak-anak zaman sekarang. Buku ini
disayangkan jika dilewatkan, meskipun kurang mendidik, tetapi tepat untuk
sekedar hiburan.
Setiap
karya sastra pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, tetapi apapun itu, setiap
karya pasti dibuat semenarik mungkin agar pesan-pesan yang disampaikan penulis
bisa sampai pada pembaca. Untuk buku Kambing Jantan ini sendiri, satu hal yang
harus pembaca tahu sebelum membaca buku ini adalah agar tidak menganggap
semuanya serius, buku ini memang kurang mendidik, tetapi full-humor yang disajikan adalah sebuah inovasi sebuah karya sastra
sehingga tidak terlalu monoton dengan karya yang hanya biasa-biasa saja.